“cinta itu di salah gunakan oleh para remaja yang sedang merasakan rasa cinta. Mereka mengartikan cinta itu adalah anugrah yang maha kuasa, alasan mereka adalah dengan adanya rasa cinta mereka bisa mengerti cinta kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan dengan cinta pula mereka beranggapan bisa hidup dengan tenang di tengah-tengah masyarakat. Karena dengan adanya rasa cinta maka perilaku seseorang akan menjadi lebih sopan dan lemah lembut. Tapi kenyataannya apakah semua itu di lakukan sama para remaja sekarang? Jawabannya tidak! Realita menjawab, bahwa remaja sekarang mengalokasikan cinta atau mendevenisikan cinta itu sebagai bentuk dari pacaran. Yang mana pacaran itu identik dengan hal-hal yang negativ, contoh, pertama-tama hanya berkenalan saja tapi lama kelamaan akan bertambah jadi sering ketemuan bahkan saling berpegang tangan saat berpergian. Dalam istilah jawa pacar itu adalah pitek artinya benda cair dalam bentuk cet yang untuk menghiasi kuku. Jadi pacaran ada tiga istilah yang pertama berpacaran adalah saling mewarnai satu sama lain atau istilahnya saling menyemangati, kedua berpacaran adalah bertujuan untuk meningkatkan intelektual dan saling berdiskusi dengan orang yang di cintainya. Kedua inilah adalah pacaran yang tidak di larang agama islam karena di poin pertam dan kedua itu tidak ada perilaku yang menunjukan perilaku yang negativ. Yang ketiga adalah berpacaran untuk melumpahakan segala hawa nafsunya, seperti jalan berduaan dengan bergandengan tangan dan sejenisnya. Jadi kesimpulannya adalah itu semua tergantung pada kita semua, apakah kita memanfaatkan atau mempermainkan rasa cinta dengan baik dengan bimbingan ajaran syariat atau tidak.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar